Search
Close this search box.
Search
Close this search box.
Berita Terbaru

MPBA IPMAFA Terima Kunjungan Studi Banding STAI Sunan Pandanaran Yogyakarta

Tingkatkan Kualitas, Dosen Magister PBA IPMAFA Adakan Ijtima’ Tansiqiy

Dirkamsel Korlantas Polri Bahas Program Keselamatan Berkendara di IPMAFA

Kembangkan Prodi, Fakultas Syari’ah IPMAFA Lakukan Kunjungan ke UIN Sunan Kalijaga

IPMAFA Hadiri Pembukaan AICIS 2024 di UIN Walisongo Semarang

Ayo Nyantri Ke Pesantren
Share
WhatsApp
Facebook
Twitter

Semarang, (8/5) pesantren menjadi tulang punggung punggawa keberadaan organisasi Nahdlatul Ulama. NU menjadi besar karena dilahirkan dari rahim pesantren yang telah lama menjadi lembaga pendidikan di nusantara. Masyarakat kembali tergugah dengan adanya gerakan #AyoMondok yang belum lama ini beredar di media sosial.

Ide dan gagasan untuk melakukan gerakan ini telah lama muncul di Rabithah Ma’ahid Islamiyyah (RMI) Wilayah Jawa Timur. Seiring berjalannya waktu isu ini meredup. Diberbagai wilayah isu-dan gagasan ini juga tumbuh namun, hanya sekadar dalam obrolan antar santri, kiai dan masyarakat. Gerakan inipun disambut dengan RMI Jateng dengan membuat karikatur #AyoMondok Pesantrenku Keren.

Ayo Mondok RMI JATENG_unggahTak hanya berhenti dalam pembuatan karikatur dilanjutkan dengan Rapat Program Gerakan Nasional Ayo Mondok, Senin, (4/5) di kantor TV9 Surabaya. Pembicaraan ini menajamkan bahwa Gerakan Nasional Ayo Mondok merupakan sebuah gerakan kampanye kepada publik akan pentingnya pendidikan pesantren. Tim kecil yang terdiri dari pengurus pusat RMI, RMI Jateng dan Jatim, dan pihak TV9 menyepakati bahwa pertama memakai logo usulan RMI Jateng, kedua, kedua soft launching Gerakan Nasional Ayo Mondok secara serentak 1 Juni 2015 (15 Sya’ban) di kantor PBNU Jakarta. Ketiga, meminta seluruh komunitas santri NU pada tanggal tersebut untuk memasang logo di semua medsos yang dimiliki sekurang-kurangnya 2 hari. Keempat, menyiapkan data pesantren yang diunggulkan untuk diunggah di website masing-masing sebagai informasi.

KH. Abdul Ghaffar Rozien, M. Ed yang akrab disapa dengan Gus Rozien menyatakan bahwa gerakan #AyoMondok ini pertama untuk mensosialisasikan pesantren pada masyarakat umum terutama masyarakat kelas menengah. Inilah yang harus digalakkan kembali kepada segenap pengurus dan pengasuh tanpa mengurangi rasa keinginan untuk ditempati kalangan tertentu. Karena di pesantren semua diberlakukan setara.

“Yang kedua meyakinkan bahwa pesantren kompatibel dengan perkembangan dan oleh karenanya layak untuk dijadikan pilihan”, tambah Gus Rozien.

Ketiga pesantren merupakan lembaga pendidikan yang bisa dianggap paling imun dari jenis gangguan modern: narkoba, seks bebas dan penyakit sosial lain. Keempat Pesantren paling ideal sebagai penjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gus Rozien menambahkan tentu pesantren yang asli (tafaqquh fiddin) bukan pesantren yang dibangun untuk tujuan lain.

Selain itu, kita juga bisa ikut memantau perkembangan Gerakan #AyoModok ini dengan mengikuti timeline twitter akun @AyoMondok. Selain itu panitia gerakan #AyoMondok merencanakan website ayomondok.com untuk memudahkan masyakrakat dalam mengakses profil pesantren yang ada di seluruh pelosok tanah air. Bagi santri, pengurus ataupun alumni yang ingin mendapatkan file Gerakan Nasional #AyoMondok dalam bentuk corel X4 bisa mengirim request ke rmijateng@gmail.com dengan judul/subject: (Request file corel x4 Gerakan Nasional #AyoMondok) dan mencantumkan nama dan pesantren asal di badan email. (red. Zulfa)