Pati-sistem pendidikan di Indonesia dipandang belum bisa memberi jawaban atas persoalan bangsa. Penciptaaan generasi yang berkarakter belum bisa dicapai.
“Pendidikan di Indonesia sangat membingungkan. Meskipun generasi bangsa telah menempuh pendidikan selama puluhan tahun, namun belum tentu bisa menghasilkan generasi yang berkarakter. Untuk itu, perlu adanya sistem pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter.” ujar Rektor UIN Maliki Malang, Prof Dr. Imam Suprayogo saat menyampaikan kuliah umum di STAI Mathali’ul Falah Pati, baru-baru ini.
Kuliah umum bertema “Mendidik Pemimpin Muda Islam untuk Masa Depan Indonesia” itu, menjadi media untuk membangun wawasan baru bagi mahasiswa. Kehadiran tokoh penting dalam setiap kuliah umum diharapkan bisa memberi inspirasi. Dalam kesempatan itu, Imam mengaku sejalan dengan pola pendidikan yang diterapkan di Staimafa, yang menggabungkan pendidikan Perguruan Tinggi berbasis riset dengan pesantren. Sistem pendidikan kontemporer yang kuat nilai keislamannya bisa menjadi jawaban atas krisis karakter bangsa.
Kehasan
Lebih lanjut dia menjelaskan, pendidikan harus terarah, nyata, dan benar-benar menyiapkan generasi yang akan hidup di masa depan.Karenanya perlu pemahaman, bahwa pendidikan di negeri ini memiliki kekhasan sendiri. “Selama ini kita masih berkiblat pada pendidikan yang ada di Timur Tengah maupun yang ada di Barat di dalam bidang khasanah keilmuan.Oleh karena itu, mainset kita perlu di ubah untuk menciptakan pendidikan yang berkarakter, agar bangsa Timur Tengah Barat berbalik berkiblat ke Indonesia,” Paparnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, pendidikan bukan membesarkan lembaga, tetapi lebih pada peningkatan substansi, yakni kualitas. Karenya, dia mengajak pengelola dan praktisi hingga pemegang kebijakan terkait pendidikan untuk belajar dari hadits Nabi Muhammad. “Dalam satu hadits Nabi menyarankan kita untuk mengajar anak-anak kita tiga hal, yakni berenang, berkuda, dan memanah. Tiga hal ini jangan dimaknai sempit”. Katanya.
Menurutnya, berenang memberi pelajaran bahwa potensi harus digerakkan dan juga dikembangkan, adapaun memanah hakekatknya mengajarkan manusia untuk berkonsentrasi dan fokus pada suatu hal untuk menuju sukses. Sedangkan berkuda bermakna luas untuk cakap dalam mengendalikan dan mengelola sesuatu yang dinamis.” Ketiga filosofi itu bisa menad inspirasi dalam membangun pendidikan.harapannya bisa melahirkan pemimpin bangsa yang lebih baik” tandasnya.
Sumber: Koran Suara Merdeka, 07-10-2014