Ngaji Perdamaian dan Antikekerasan

Oleh banyak madrasah/sekolah pesantren kilat menjadi kegiatan yang selalu teragendakan rutin setiap Ramadhan. Untuk tujuan peningkatan iman dan taqwa serta pendidikan karakter, pesantren kilat banyak diisi dengan ngaji Alquran, hadits, ilmu tauhid, dan materi agama lainnya. Namun belakangan, ada kemasan berbeda dari pesantren kilat.

Seperti yang dijalankan Peace Promotion Institut Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) dengan SMK Cordova Pati, barubaru ini. Selama dua hari, kerjasama kedua pihak membuahkan pesantren kilat yang diikuti 50 santri.

Mereka mayoritas juga masih berstatus pelajar SMK dan SMP. Hampir sama seperti pesantren kilat pada umumnya, kegiatan serupa di Pondok Asrama SMK Cordova itu padat materi.

Bukan hanya teori tetapi juga berupa aktivitas praktik. Peace Promotion Ipmafa merupakan pusat studi yang mempromosikan perdamian dan anti kekerasan berperan sebagai trainer dan instruktur.

Adapun pihak SMK Cordova memfasilitasi lokasi dan penggalangan peserta. Selaras dengan identitasnya, Peace Promotion Ipmafa menempa santri dengan materi yang tidak jauh dari tema perdamaian, termasuk anti kekerasan serta nilai-nilai dasar shaleh akrom.

Mereka dilatih menjalankan amaliyah ibadah yang benar dan sesuai ajaran Ahlussunnuh wal Jamaah. “Nilai-nilai perdamaian dan antikekerasan sangat penting diajarkan kepada santri dan pelajar.

Angka kekerasan di kalangan remaja dan pelajar sampai saat ini masih tinggi. Itu tidak hanya terjadi di kalangan pelajar sekolah umum, tetapi juga di sekolah berbasis agama seperti pesantren, meskipun angkanya relatif rendah,” ujar Direktur Peace Promotion Ipmafa Kamilia Hamidah MA.

Selain menebarkan semangat perdaiaman dan antikekerasa di berbagai kalangan, Peace Promotion telah menyiapkan 12 nilai perdamaian.

Itu tersarikan dalam modul untuk kemudian ditanamkan kepada mahasiswa baru yang baru masuk dalam masa orientasi kampus.

Tema Perdamaian

Kepala SMK Cordova Muhammad Niam Sutaman LLM mengemukakan, tema perdamaian dalam pesantren kilat menjadi keniscahyaan. Harapannya, pesantren dapat berperan sebagai promotor perdamaian dan antikekerasan di Indonesia.

Menurutnya, kemerebakan kekerasan antarpelajar, tindakan terorisme atas nama agama harus disikapi pesantren melalui kegiatan-kegiatan riil yang dirasakan langsung manfaatnya oleh pelajar dan masyarakat. Pesantren kilat saat Ramadhan menjadi salah satu bagian dari penyikapan tersebut. Lebih lanjut dia menjelaskan, karakter santri juga perlu lebih dibentuk.

Sholeh akrom yang diajarkan KH MA Sahal Mahfudh, menurutnya tepat untuk membentuk karakter santri. Sholeh menurut Kiai Sahal adalah generasi yang mampu menguasai kehidupan dunia dengan baik.

Sedangkan akrom merupakan generasi yang mulia di mata Sang Pencipta. “Sudah ada modul yang berisi 10 nilai dasar sholeh akrom yang disusun Ipmafa. Itu dijadikan paket pelatihan motivasi berbasis pesantren,” tutur dia. (M Noor Efendi-86)

Sumber: Suara Merdeka