Upacara Peringatan Hari Santri di IPMAFA

Purworejo (22/10/2017), para mahasiswa Institut Pesantren Mathali’ul Falah melakukan upacara pengibaran bendera dalam rangka memperingati Hari Santri tahun 2017. Upacra dihadiri sejumlan dosen, wakil rektor, karyawan, dan para santri yang juga merupakan mahasiswa di IPMAFA.

Dalam upacara itu, peserta secara khusus memakai pakaian khas pesantren Indonesia yaitu bersarung serta berbaju putih dan berpeci hitam dan jilbab putih bagi santri perempuan. Hal ini sekedar untuk lebih mengingatkan dan menanamkan budaya dan ciri khas santri bangsa Indonesia dari sejak dahulu.

Dalam upacara itu, Wakil Rektor I bidang Akademik, Dr Ahmad Dimyati membacakan teks Resolusi Jihad serta Ikrar Santri yang diikuti oleh para peserta upacara. Dalam kesempatan itu, Dimyati juga memberikan orasi singkat untuk memberi wawasan kepada peserta tentang hakikat santri sebenarnya sekaligus tantangan yang dihadapi saat ini.

Dalam orasi disampaikan bahwa peran santri khususnya mahasiswa IPMAFA tidak hanya menguasai pengetahuan akademik dan capaian intelektual, tetapi mahasiswa IPMAFA dituntut mampu berbaur di masyarakat, berkontribusi dan menyelesaikan persoalan-persoalan sosial. Jika dahulu di era penjajahan, santri rela mengorbankan jiwa raganya untuk membela tanah air, saat ini para santri harus mampu menangkap spirit kebangsaannya yaitu mampu berkiprah secara nyata di tengah masyarakat.

Selama ini, cerita santri dan ulama mengalami pembelokan sejarah sehingga santri hanya dipahami sebagai mereka yang belajar kitab kuning, tinggal di pondok-pondok, dan tidak memiliki peran riel di masyarakat. Sebenarnya santri jaman dahulu tidak hanya itu, mereka mampu berperan serta dan memberikan sumbangsih nyata di tengah masyarakat dan negara. Hal ini salah satunya dibuktikan dengan adanya Resolusi Jihad yang dapat menggerakkan masyarakat waktu itu untuk membela tanah air meski nyawa yang menjadi taruhan.

Dengan adanya Hari Santri Nasional ini merupakan hal yang baik sehingga ulama, santri dan pesantren sudah diakui oleh sejarah. Hal ini tentu harus dibuktikan secara lebih nyata oleh semua pihak khususnya mahasiswa lulusan IPMAFA yang memiliki ciri khas nilai-nilai pesantren.