Mahasiswa Perguruan Tinggi saat ini harus berpikir kreatif, cepat dan inovatif, itulah yang disampaikan oleh Dr(HC) H. Jusuf Kalla, mantan wakil Presiden RI. Jusuf Kalla menyampaikan orasi ilmiah pada agenda STudium Generale Sekolah Tinggi Agama Islam Mathali’ul Falah (STAI MAFA) Pati, “Tantangan Perguruan Tinggi pada Asean Free Trade Area [AFTA]” pada Sabtu, 14 September 2013. Di acara ini, Jusuf Kalla menyuntik semangat mahasiswa untuk berperan lebih aktif dalam menyongsong AFTA (Asean Free Trade Area). Selain Jusuf Kalla, hadir juga KH. Masdar Farid Mas’udi (PBNU), dan Aksa Mahmud (mantan Wakil MPR RI).
Dalam agenda ini, Jusuf Kalla memberikan beberapa poin penting dalam menghadapi era perdangangan bebas, baik bagi akademisi, institusi kampus, maupun masyarakat. “Saat ini, masyarakat Indonesia perlu berani berdikari, percaya diri, confident. Setiap negara punya catatan keuangan dan kemampuan yang berbeda. Jika kita berani mencipta produk dengan lebih cepat, lebih bagus dan lebih murah, saya yakin kita akan bisa menjadi negara maju. Saya yakin itu,” ujar Jusuf Kalla.
Selain itu, tambah JK, orang Indonesia juga harus berani menentukan apakah negeri ini negeri kaya atau bukan? Penentuan ini penting, agar orang Indonesia mampu bergerak dalam teknologi pertanian, industri dan jasa, sesuai dengan modal yang dimiliki. “Kalau kita punya lahan pertanian, jangan mengembangkan industri elektronik. Buatlah produk yang sesuai dengan modal, kemampuan dan kekayaan alam kita sendiri”.
Suntikan rasa percaya diri inilah yang menjadi motivasi penting bagi civitas academica STAI Mathali’ul Falah Pati. Terkait dengan tantangan Perguruan Tinggi, Jusuf Kalla menyatakan bahwa perlu ada strategi dari kampus untuk mengembangkan riset dan produk yang dapat bersaing. ‘Mahasiswa harus mampu bergerak lebih cepat, mengembangkan daya kreatifnya, dan harus berani memulai,” ungkap JK.
Pengembangan kreatifitas mahasiswa berbasis entrepreneurship inilah yang menjadi fokus STAIMAFA. Ketua STAIMAFA, H. Abdul Ghaffar Rozien menyebutkan bahwa STAIMAFA merupakan kampus yang berusaha konsisten mengembangkan tradisi akademik. “STAIMAFA adalah kampus yang didirikan berdasar nilai-nilai pesantren. Selama enam tahun ini, kami bersama dosen dan mahasiswa berusaha mengembangkan kultur kampus berbasis pesantren. Ada tiga modal sosial yang menjadi fokus kampus ini: (1) nilai-nilai pesantren; (2) berbasis riset; (3) pengembangan entrepreneurship. Ketiga modal inilah yang menjadi daya kreatif atas visi kampus ini menjadi perguruan tinggi berbasis riset berdasar nilai-nilai pesantren.
Untuk pengembangan entrepreneurship, STAIMAFA telah bekerjasama dengan Universitas Ciputra, dan beberapa lembaga lain untuk menyelenggarakan training bagi mahasiswa dan dosen. Diharapkan, dengan memiliki semangat entrepreneurship lulusan STAI Mafa dapat memiliki kreatifitas untuk mengembangkan bisnis, mendongkrak pengembangan warga dan berguna bagi masyarakat sekitar