Pesantren NU Dipastikan Tak Terindikasi Teroris

Khofifah 2PATI – Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muslimat Nahdatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa setiap aksi terorisme dan radikalisme itu bukan bentuk beragama. Dia juga meyakinkan di tengah maraknya isu ISIS saat ini masih belum bisa menembus sistem pesantren.

Baginya, ISIS yang ada saat ini bukan Islam. Menurutnya, setiap aksi kriminalitas tetap aksi kriminal bukan ajaran dari agama. Islam menurut Alquran adalah agama yang damai dan penuh cinta kasih.

’’Saya mengajak semua elemen termasuk pesantren untuk mendorong Islam rahmatan lil alamin. Agama yang penuh kasih,’’ tegas Khofifah saat ditemui seusai memberi kuliah umum di Institut Pesantren Matholiul Falah (Ipmafa) Pati, kemarin.

Perempuan yang saat ini juga menjabat sebagai menteri sosial itu menegaskan, belum ada satupun pesantren yang ada di dalam koordinasi NU terindikasi aksi terorisme. Baik santri, alumni, maupun pesantrennya.

’’Format yang disosialisasikan di NU adalah bangunan masyarakat yang baik yakni moderasi, yakni membangun keseimbangan tingkat hidup. Hal itu bisa dilakukan saat merencanakan ke depan dengan tetap melihat hari ini dan belajar dari pengalaman kemarin,’’ tambahnya.

Abdul Ghofar Rozin, putra Kiai Sahal yang juga rektor Ipmafa menegaskan, tidak ada satupun pesantren yang terlibat dalam radikalisme. Seperti yang diketahui, pesantren sudah ada sejak tahun 1.700. Dengan jumlah saat ini telah ada 27 ribu pondok pesantren dengan jumlah santri 3,8 juta orang.

Tetap Eksis

’’Sepanjang sejarah pesantren justru menjadi lembaga pendidikan yang tetap eksis mendorong Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),’’ tuturnya saat memberi sambutan, kemarin.

Bahkan, menurutnya, saat ini pesantren memiliki tugas yang lebih besar lagi. Sebagai miniatur masyarakat, para santri dituntut harus mampu menjadi orang yang mampu memecahkan masalah.

Pesantren harus mampu mengisi era global seperti saat ini. ’’Jadi ke depan para santri diharapkan dapat menjadi bagian dari kemajuan bangsa. Mereka tetap tidak meninggalkan nilai-nilai agama,’’ imbuhnya.( dwa-36)

Sumber: Suara Merdeka