PATI – Nama besar Kiai Sahal Mahfudh bagi kalangan nahdliyin tentu bukan seseorang yang asing lagi. Dedikasi dan keteguhan dalam menyiarkan Islam tidak jarang membuat sejumlah orang menaruh hormat. Maka tak aneh lagi dalam haul pertama pemimpin pesantren Maslakul Huda sejak 1963 itu banyak pula dihadiri tokoh nasional.
Di antara yang terlihat dalam haul itu adalah Mustafa Bisri atau yang akrab dipanggil Gus Mus, politikus PKB Muhaimin Iskandar, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) dan Transmigrasi Marwan Jafar, wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf hingga wakil Bupati Pati Boediono.
Tidak itu saja sejumlah tokoh lain seperti perwakilan PB NU KH Malik Madani, perwakilan majelis ulama Indonesia (MUI) dan puluhan ulama dan ratusan santri lain turut khidmat mengikuti haul kiai asli kelahiran Desa Kajen, Margoyoso Pati.
Bagi Gus Mus, sosok Kiai Sahal merupakan salah satu kiai yang patut menjadi panutan. Kiai Sahal sangat teguh dalam pendirian serta memiliki pengetahuan luas. Tidak hanya itu, Kiai Sahal juga merupakan sosok yang perhatian kepada masyarakat dan umat.
Habis di Pondok
‘’Bisa dikatakan, beliau memanfaatkan nahdlatul ulama (NU) untuk mengasihi umat dan bukannya memanfaatkan NU untuk mengasihi diri sendiri,’’ ujar Gus Mus saat memberikan tausiyah.
Dia mengatakan, sikap toleransi Kiai Sahal pernah ditunjukkan saat berpergian dengan Gus Mus. Kala itu Kiai Sahal peka melihat Gus Mus yang mulai merasa lelah dan lapar. Seketika itu Kiai Sahal mengajak berhenti untuk beristirahat dan makan.
‘’Padahal saat itu beliau tengah tirakat sehingga hanya menemani saya makan saja. Hal itulah yang meski sesuatu kecil namun beliau memperhatikan. Apalagi terhadap umat dan masyarakat,’’ ujar Rais Syuriah PB NU.
Pengasuh ponpes Raudlatuh Tholibin, Rembang ini pun menilai banyak pemikiran Kiai Sahal yang sudah melompat jauh dari masanya. Bahkan kehidupannya lebih banyak dihabiskan di pondok pesantren. Kiai Sahal selalu mengajarkan untuk tidak pernah berpolitik secara murahan.
‘’Beliau adalah sisa-sisa kiai yang konsisten dan istiqomah.’’Sementara itu, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) dan Transmigrasi Marwan Jafar menambahkan, baginya Kiai Sahal merupakan seorang ulama yang alim. Di tengah kesedarhanannya, Kiai Sahal memiliki wawasan keilmuan dan lompatan pemikiran ke depan yang cukup baik.
‘’Bahkan bila diingat di kalangan NU tentu sosok Kiai Sahal adalah salah satu sosok yang memiliki keilmuan cukup baik di antara yang lain,’’ ungkap Marwan Jafar.
Selama ini, dirinya terkadang justru merindukan kedisiplinan yang seringkali diajarkan oleh Kiai Sahal. Dalam melakukan sesuatu, Kiai Sahal selalu memiliki komitmen dan juga karakter yang begitu jarang terdapat pada orang lain.
‘’Beberapa waktu dulu, beliau seringkali mengajarkan kedisiplinan pada saya. Beberapa kali diminta membuat makalah, beliau selalu mengoreksi dengan detail. Terutama saat saya coba menuliskan pemikiran beliau,’’ tambahnya.
Haul digelar di kompleks pondok pesantren Maslakul Huda pada Selasa (13/1) pukul 19.00 kemarin. Acara tersebut juga turut diisi dengan tahlil yang dipimpin KH Zakki Abdillah, pengasuh ponpes Al Kautsar Kajen dan dilanjutkan tausiyah dari Gus Mus.(dwa-36)
Sumber: Suara Merdeka Online