STAIMAFA Segera Jadi Institut

Sekolah Tinggi Agama Islam Mathali’ul Falah (STAIMAFA) saat ini sedang mengejar target menjadi Institut Mathali’ul Falah (IMAFA). Proses alih status saat ini, sedang dalam proses finalisasi berkas, di Kementrian Agama. Untuk mendukung sistem alih status, STAIMAFA menyelenggarakan workshop “alih status STAIMAFA menjadi Institut”, dengan menghadirkan narasumber Dr. Muhammad Zain (Kasubdit Pengembangan Akademik Diktis Kementrian Agama). Agenda ini, diselenggarakan di kampus STAIMAFA, Margoyoso, Pati, pada Sabtu (27/12), pukul 09.00 WIB.

Pimpinan STAIMAFA, yang diwakili Wakil Ketua II, Wakhrodi M.S.I, menyampaikan bahwa saat ini kampus sedang proses alih status. Hal ini, membutuhkan dukungan dari semua pihak, agar rencana ini berjalan maksimal dan memberi manfaat yang lebih luas bagi masyarakat. Penyelenggaraan workhsop, diniatkan sebagai upaya upgrading pemahaman dan wawasan akademisi STAIMAFA, dalam menyongsong alih status perguruan tinggi.

“STAIMAFA, merupakan kampus yang lahir dari rahim pesantren. Bukan, kampus yang berdiri di tengah pesantren. Kami berusaha untuk mentransformasikan nilai-nilai pesantren dalam sistem pembelajaran. Upaya alih status dari STAI menjadi Institut, merupakan ikhtiar untuk memberi manfaat yang lebih luas kepada masyarakat,” terang Wakhrodi.

Wakhrodi menjelaskan, bahwa saat ini, manajemen STAIMAFA sudah menyiapkan 4 prodi baru. Yakni, (1) Akuntasi (Perbankan Syariah), (2) Zakat, Infaq dan  Shodaqoh (Perbankan Syariah), (3) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah (Tarbiyah), (4) Komunikasi & Penyiaran Islam (Dakwah). Dari empat prodi ini, diharapkan dapat memberi manfaat yang lebih luas bagi masyarakat, dalam bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.

Kasubdit Pengembangan Akademik Diktis Kementrian Agama, Dr. Muhammad Zain, mengungkapkan bahwa kalangan akademisi sekarang ini, sudah harus bersiap untuk masuk gelanggang di era internasional. Positioning inilah yang penting dalam era kompetisi global.  Dr. Zain berharap agar STAIMAFA terus mengembangkan diri, dengan berlari cepat dan meningkatkan prestasi.

“Kampus sekarang ini, harus siap menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Untuk itu, diperlukan terobosan dalam sistem pendidikan. Perguruan Tinggi Agama Islam, juga harus siap untuk selalu mengembangkan. Visi STAIMAFA, sebagai perguruan tinggi riset dan entrepreneur berbasis nilai-nilai pesantren, sangat menarik,” ungkap Dr. Muhammad Zain.

Ia juga berharap, agar STAIMAFA dapat segera beralih status menjadi Institut. “Kementrian Agama sebenarnya sangat berkepentingan, agar kampus-kampus yang memiliki keseriusan dan kompetensi untuk terus mengembangkan diri. Apalagi, kami punya target satu juta mahasiswa, yang dikelola kampus PTAI, tentu saja hal ini sangat memacu untuk perbaikan sistem,” terang Dr Muhammad Zain.