Sabtu, 15 Februari 2014 STAIMAFA Islamic Economic Forum (StIEF) mengadakan acara Diklat Ekonomi Islam (DEI). Acara ini diikuti oleh 19 mahasiswa Pernbankan Syari’ah STAIMAFA yang mayoritas masih semester awal. Ke depan mereka akan tergabung dalam anggota baru StIEF. Menurut Bapak Ahmad Dimyati, Ketua Program Studi Perbankan Syariah, “Forum-forum ekonomi Islam seperti StIEF ini sangat perlu diikuti khususnya bagi mahasiswa perbankan syariah di STAIMAFA karena di sinilah informasi–informasi terbaru mengenai perkembangan ekonomi dunia yang tidak bisa kita dapatkan di dalam mata kuliah.”
Acara ini diisi dengan tiga materi oleh tiga narasumber. Narasumber pertama Bapak Fachrur Rozi, MSI dengan materi yang disampaikan tentang “Rancang Bangun Ekonomi Islam dan Pengantar Ekonomi Islam”. Rozi menyampaikan bahwa, “ Kita harus mengaca pada kebudayaan kita sendiri, jangan terpaku pada teks atau buku- buku yang mengkaji tentang ekonomi Islam, karena buku- buku tersebut belum tentu sesuai dengan kebudayaan bangsa kita.” Dia juga menambahkan, “Pemikiran ekonomi Islam seharusnya dapat disesuaikan dengan karakter Islam itu sendiri”.
Selanjutnya narasumber kedua adalah Mamduh Hanafi, seorang aktif menjabat di departemen nasional FoSSEI. Ia menyampaikan materinya tentang keorganisasian “Ke-KASEI-an dan Ke- FoSSEI-an”. Hanafi bangga terhadap StIEF yang mampu melaksanakan acara komesariat, walaupun umur StIEF sendiri belum mencapai satu tahun. Dalam materi ini ia menyampaikan bahwa, “Krisis yang melanda Amerika sejak tahun 2008 hingga sekarang berakibat terjadinya uang beredar semakin tinggi dari tahun ke tahun yang pada akhirnya akan lari dari negara- negara berkembang. Hal ini yang mengakibatkan nilai rupiah semakin anjlok, sehingga akibatnya ketika sistem keuangan hancur maka akan menghancurkan sistem-sistem yang lain.”.
FoSSEI baru berdiri pada tanggal 13 Mei 2000, dua tahun setelah terjadi krisis di Indonesia. Mengenai FoSSEI, yang menjadi fokus kajian dan forum-forum yang diselenggarakan adalah bidang ekonomi khususnya ekonomi syariah. Sedangkan sistem yang digunakan adalah musyawarah. Karakteristik FoSSEI itu sendiri media dakwah, ukhuwah dan pengetahuan. Sedangkan untuk KASEI itu sendiri tidak sebanyak KASEI sekarang yang sudah mencapai 20 KASEI termasuk STAIMAFA.
Narasumber yang ketiga, Bapak Mumu Mubarok memaparkan tema tentang “Training Manajemen Kepribadian dan Manajemen Waktu”. Mumu mestimulai audiens untuk menjadi pribadi yang unggul, karena orang yang unggul merupakan orang- orang yang terseleksi lebih baik daripada orang lain. Mumu menyampaikan lima hal tentang kiat-kiat menjadi pribadi yang unggul: pertama, tidak menyia- nyiakan waktu; kedua, lingkungan baik atau kondusif; ketiga, berdaya saing baik; keempat, sinergi; kelima manajemen qalbu. Dia menambahkan, “Manfaatkan waktu dengan kuadran penting tetapi tidak mendesak, maksudnya mengerjakan sesuatu yang penting tetapi dengan waktu yang tidak mendesak atau sudah dikerjakan atau direncanakan jauh-jauh hari sehingga apa yang akan kita kerjakan menjadi maksimal”. “Dalam memenej waktu digunakan siklus PDCA yaitu Plan, Do, Ceck and Action”, tambahnya.