PATI-Untuk mendorong pembangunan daerah, tentu harus ada sinergi antara akademisi, pemerintah dan masyarakat. Hal inilah yang sedang dijembatani oleh STAI Mathali’ul Falah (STAI Mafa) Pati untuk memperbaiki sumber daya manusia dan menggali potensi daerah. Untuk mengukuhkan impian itu, STAI Mafa menggandeng Pemerintah Kabupaten Pati (Pemkab) Pati dan organisasi-organisasi sosial masyarakat.
Agenda ini tercermin dalam dialog “Memotret Pati: antara Tantangan dan Harapan”, pada Selasa (25/2/2014) di auditorium STAI Mathali’ul Falah. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 150 peserta dari pelbagai unsur: birokrat, ulama, santri dan mahasiwa. Hadir sebagai narasumber dalam diskusi ini, H.M Budiyono (Wakil Bupati Pati dan Kepala Badan Narkotika Kabupaten Pati), AKBP DR. Baharuddin MS (Kapolres Pati), serta K.H. Asnawi Rohmat Lc (pengasuh pesantren).
Dari diskusi ini, diharapkan terjalin kerjasama antar pelbagai pihak untuk membangun Kabupaten Pati, dengan berdasar analisa mendalam atas kekuatan, kelemahan, potensi dan hambatan. Ketua STAIMAFA, H. Abdul Ghaffar Rozien, M.Ed mengungkapkan bahwa pihaknya siap bekerjasama dengan pemerintah dan masyarakat untuk membangun daerah, dengan perbaikan sumber daya manusia. “STAIMAFA dengan basis riset akademis, nilai-nilai pesantren dan skill enterpreneur, siap menjadi konsultan dan terlibat untuk program pemberdayaan masyarakat”, ungkapnya.
Kapolres Pati, AKBP DR. Baharuddin MS, menjelaskan bahwa bahwa permasalahan Pati terutama dari segi sosial keamanan seumpama orang yang sedang menderita penyakit kritis yang ditandai dengan peringkat Kabupaten Pati dalam beragam kasus yang cenderung paling tinggi di antara Kabupaten lain di lingkup Jawa Tengah. “Kasus perjudian dan HIV AIDS, Pati menempati peringkat pertama. Sedang dalam kasus kriminal lain, Pati hampir tidak pernah luput dari rangking 10 besar”, ungkapnya. Tentu saja, hal ini fakta yang miris dan harus segera diatasi bersama. Pendapat ini diamini oleh Wakil Bupati, H.M Budiyono yang menjelaskan tentang krisis moral dan bahaya narkoba bagi pelajar dan masyarakat Pati.
Selain itu, diskusi ini juga membahas tentang peran mahasiswa dan pelajar dalam membantu mengurangi dampak beragam persoalan yang ada di Pati. KH. Asnawi, menjelaskan bahwa pemuda adalah tonggak penting dalam perubahan, sehingga perannya tidak bisa dinafikan. Untuk itu, “pelajar dan pemuda pada umumnya harus mulai memperbaiki lingkungan dimulai dari mereka sendiri. Melakukan peran perbaikan sesuai kapasitas sebagai pemuda, artinya pemuda sedang memperbaiki masa depan Pati. Mulai dari diri sendiri, mulai dari saat ini,” terangnya. Sehingga diharapkan, semangat yang sama untuk Pati yang lebih baik akan menyebar pada seluruh elemen masyarakat.
Tidak hanya berhenti pada tataran diskusi dan wacana, forum yang digelar hari ini akan ditindaklanjuti dengan membangun sinergi dan konsolidasi para pelajar yang akan terwadahi dalam Forum Komunikasi antar Siswa (FORKAIS) yang bermitra dengan BEM Prodi Pengembangan Masyarakat Islam STAI Mathali’ul Falah. Sehingga diharapkan, dengan penyatuan kekuatan dan pemikiran pelajar, santri, dan mahasiswa ini akan terwujud pergerakan sosial yang benar-benar memberi solusi dalam mengatasi beragam persoalan yang sedang terjadi di masyarakat