Search
Close this search box.
Search
Close this search box.
Santri STAIMAFA Gelar Bedah Kitab Mbah Sahal

Dalam rangka melestarikan hazanah keilmuan dan warisan Mantan Rais Aam PBNU, Mbah Sahal Mahfudz, santri-santri STAIMAFA Pati mengadakan bedah buku salah satu karangannya yang berjudul “Thoriqatul Husul ala Ghayatil Wushul” di aula kampus STAIMAFA (22/2).

Acara diikuti oleh berbagai elemen mulai dari para mahasiswa, pelajar, serta para santri pondok pesantren se Kecamatan Margoyoso Pati. Sambutan dari peserta pun sangat meriah. Dari jumlah 100 undangan yang disiapkan ternyata membludak mencapai 200 an peserta. Bedah buku ini diselenggarakan oleh Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) STAIMAFA yang para anggotanya tak lain para santri yang pernah menimba ilmu dengan Mbah Sahal.

Hadir sebagai pembedah, Ustadz Ahmad Nadhif, Lc., seorang lulusan Universitas Al-Azhar Kairo dengan paparannya yang khas dan menarik audiens. Mbah Sahal adalah sosok yang peka lingkungan dan berpegang pada ucapan imam Al-Ghozali dalam mashalihil kholqi.

Keresahan terhadap dunia pesantren yang cenderung ferbalistik dan tekstual, mengilhami Mbah Sahal untuk membuat karya ushul fiqh berjudul Thoriqotul Khusul Ala ghayatul wushul. Tidak sedikit tokoh cendekiawan yang mengkaji tentang karya beliau ini karena dianggap memberikan kontribusi kepada masyarakat dan lembaga pendidikan.

Menurut Nadzif, gaya tulisan Mbah Sahal mengikuti Assyatibi yang sangat piawai dalam menyampaikan pemikiran secara perlahan, tanpa harus kentara namun dapat diterima dengan baik. Dalam masalah perbedaan, Mbah Sahal cenderung memilih sikap diam dan cenderung menghindari polemik. Sedangkan mengenai ‘illat dan hikmah beliau mengikuti imam Fakhrudin ar-Razi.

Pesan yang patut diteladani dari beliau adalah sebagai santri selain harus rajin menulis juga harus pandai menempatkan diri, demikian ungkap ketua penyelenggara, Siswanto dari Prodi Pengembangan Masyarakat Islam STAIMAFA.

Wafatnya Mantan Rais Aam PBNU yang sekaligus Ketua MUI, Mbah Sahal Mahfudz, memang masih menyisakan kesan yang mendalam bagi umat Islam di Indonesia, khususnya para santri dan anak didiknya. Karakter, pemikiran dan wawasan Mbah Sahal masih tertancap kuat pada santri-santri beliau sehingga serasa kehadiran dan pemikiran-pemikiran beliau masih ada di kehidupan khalayak santri-santrinya.