Pesantren sebagai lembaga pendidikan paling tua dan memiliki peran penting dalam kemajuan dan kemerdekaan Negara Indonesia harus dapat mandiri. Hal ini mengingat pesantren mendidik jutaan pelajar yang nantinya merupakan kader-kader bangsa. Selain kebutuhan logistik, berjalannya pendidikan juga membutuhkan peningkatan kualitas infrastruktur yang memadai. Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang netral juga tidak mungkin bergantung pada pihak ketiga yang berkepentingan.
Beberapa realitas itulah yang mengharuskan pesantren harus bisa eksis secara mandiri tanpa ada ketergantungan pada pihak luar. Oleh karena itu beberapa langkah penting harus bisa diupayakan di dunia Pesantren. H. Abdul Ghaffar Rozin, M.Ed, Ketua STAI Mathali’ul Falah (STAI MAFA) yang juga Ketua Rabithatul Ma’ahid Al-Islamiyah (RMI) dalam Halaqah Ilmiah (15/12) di aula STAIMAFA menekankan pentingnya jiwa entrepreneurship di kalangan santri.
Gus Rozin, sapaan akrab beliau, menjelaskan beberapa hal penting terkait dengan upaya dan kiat menjadi seorang entrepreneur yang sukses. Pertama adalah adanya perubahan pola pikir santri yang klasik dan tidak relevan di zaman sekarang ini seperti paham bahwa “ikhlas itu tak boleh untung”, “mencari uang dapat menghilangkan qana’ah” atau “perasaan inferior santri yang cenderung minder melakukan hal-hal besar di luar sana.
Selanjutnya, untuk memulai usaha, ada beberapa langkah yang seharusnya dilakukan agar usaha dapat membuahkan hasil yang maksimal. Setidaknya tiga hal yang lazim dilalui seorang entrepreneur sejati, yaitu pertama: wirausahawan harus dapat mencari ide-ide bisnis yang akan diambil. Ide-ide tersebut gunanya agar bisa dipetakan dan diputuskan bisnis apa saja yang layak dijadikan usaha.
Setelah keputusan mengenai ide-ide bisnis muncul, langkah berikutnya adalah perencanaan. Entrepreneur dituntut untuk melengkapi ide bisnisnya dengan strategi dan perencanaan yang baik. Di sini entrepreneur akan melihat hal-hal terkait dengan manajerial, market, dan model bisnis yang akan dilakukan.
Langkah terakhir adalah eksekusi. Ide cemerlang wirausaha dan perencanaan yang matang harus diikuti dengan eksekusi yang baik di lapangan.
Ditambah lagi wirausaha yang dapat menjadi solusi pada sebuah masalah/kebutuhan atau memiliki nilai lebih akan menjadi peluang keberhasilan seorang entrepreneur.
Demikian tips-tips Gus Rozin sebagai narasumber di Halaqah bertemakan “Entrepreneurship Santri Menuju Kemandirian Bangsa” yang diadakan oleh Pondok Al-Roudloh Kajen Pati bekerjasama dengan Kementerian Agama Wilayah Provinsi Jawa Tengah bertemakan “Entrepreneurship Santri Menuju Kemandirian Bangsa”.
Di akhir paparannya, Gus Rozin menegaskan bahwasannya intinya bagaimana menggali ide-ide bisnis dan menjadikannya sebagai peluang usaha yg menjanjikan.