Search
Close this search box.
Search
Close this search box.
Berita Terbaru

MPBA IPMAFA Terima Kunjungan Studi Banding STAI Sunan Pandanaran Yogyakarta

Tingkatkan Kualitas, Dosen Magister PBA IPMAFA Adakan Ijtima’ Tansiqiy

Dirkamsel Korlantas Polri Bahas Program Keselamatan Berkendara di IPMAFA

Kembangkan Prodi, Fakultas Syari’ah IPMAFA Lakukan Kunjungan ke UIN Sunan Kalijaga

IPMAFA Hadiri Pembukaan AICIS 2024 di UIN Walisongo Semarang

Wawancara Eksklusif PIAUD IPMAFA di YPI Nasima-Semarang
Share
WhatsApp
Facebook
Twitter

Lembaga Pendidikan Islam Anak Usia dini memang sangat dibutuhkan bagi siapapun dan dari negara manapun, bahkan pemerintah Indonesia menetapkan undang-undang bahwa anak usia dini wajib sekolah, sesuai tahapan usianya. Seperti halnya NASIMA yang telah merintis lembaganya mulai dari day Care hingga Sekolah Menengah Akhir, namun siapa sangka bahwa perjalanan untuk menjadi besar memang harus dimulai dari nol.

Nasima berawal dari garasi bis kemudian terbagi menjadi tiga ruang kelas. Setelah garasi bis dilakukan perombakan dan jadilah ruangan kelas yang pertama yaitu pada tahun 1994 untuk TK, kemudian selang satu tahun yaitu tahun 1995 berdirilah Sekolah Dasar (SD) dan semakin berkembang SMP-SMA. Setelah beberapa usaha dan kerja keras dilakukan akhirnya memiliki gedung mandiri di setiap unitnya. Pendiri Yayasan Pendidikan Islam Nasima, Yusuf Nafi berharap bahwa pendidik yang berada di Nasima menjadi pemilik Nasima yang artinya tidak hanya bekerja tetapi merasa memiliki Nasima itu sendiri.

Mungkin tidak banyak orang tahu apa itu Nasima kenapa namanya Nasima dan lain sebagainya. Nasima itu adalah sebuah singkatan yang artinya Nasionalisme Agama. Perintis berharap bahwa lembaga mampu menanamkan jiwa nasionalisme dan memberikan bekal kepada anak didiknya. Saat ini jumlah pendidik ada 15 orang dan 120 anak didik. Untuk menjadi pendidik kualifikasi itu wajib, namun tidak harus S1 PAUD, bisa dari jurusan manapun asal memiliki ketertarikan kepada dunia Anak Usia Dini.

Program pembelajaran di Nasima menggunakan Kurikulum 2013 dan muatan lokal ke”Nasima”an. Muatan kenasimaan itu  ada 4 kompetensi yang dikembangkan yakni nasionalise dan agama, kompetensi bahasa, kompetensi eksakta, dan kompetensi teknologi terapan.

Suatu hal yang sangat diharapkan apabila suatu lembaga besar dan baik di dalam perlombaan itu mendapatkan prestasi. Baik dari aspek manajemen pengolahannya atau dari prestasi siswanya. Prestasi terakhir yang didapatkan oleh Nasima adalah menjadi juara tingkat jawa tengah tahun 2015, prestasinya berkaitan dengan manajemen lembaga , sarpras yang dimiliki, program, dan berkaitan dengan lingkungan yang berada di sekitar Nasima.

Terdapat 4 unit lembaga yang berada di bawah naungan Yayasan Nasima yaitu KB/TK, SD, SMP, dan SMA. Pengelolaan manajemen dari yayasan setiap unit dikepalai oleh kepala sekolah yang bertanggung jawab secara teknis terhadap kelembagaan unit yang bersangkutan. Di atas kepala sekolah masih ada manajer pendidikan untuk pengelolaan kurikulum yang ada di setiap unitnya.

Dalam pengelolaan dana, Nasima menggunakan dana mandiri dan selalu mandiri. Nasima tidak menerima bantuan, yakni murni dari pengelolaan interen. Dari SPP anak itu di globalkan supaya bisa memenuhi kebutuhan pendidik. Bantuan dari pemerintah Nasima hanya menerima BOS dan BOP. BOP itu untuk anak, jadi jika bantuan pendidikan yang sifatnya untuk kepentingan hak anak Nasima dapat menerimanya, karena di pasal 33 sudah dikatakan bahwa  pemerintah menjamin pendidikan anak di Indonesia.

  • Hasil wawancara oleh HMPS Pendidikan Islam Anak Usia Dini IPMAFA pada tanggal 10 Januari 2017 pukul 11:51 – 11:59 wib dengan Ibu Elly Fajarwati di PAUD NASIMA Semarang.